Sabtu, 06 Agustus 2022

LAUNCHING "KUTULIS PUISI INI" PUISI WARTAWAN USIA EMAS DI UNTAG SURABAYA

 

WARTAWAN LAWAS TULIS PUISI BERNAS

 

Judul buku         : Kutulis Puisi Ini

     Antologi Puisi Wartawan Usia Emas

Penulis                : Adam A Chevny dkk.

Penerbit              : Penerbit Meja Tamu Sidoarjo

Cetakan              : I, Februari 2022

Tebal                  : xviii+114 halaman

ISBN                  : 978-623-5530-24-6

Peresensi            : Mohammad Amir Tohar

 

 



Buku ini dibuat guna merayakan perhelatan Hari Pers Nasional 2022 di Surabaya, oleh 11 mantan wartawan lawas, tapi masih bernas tulisan puisinya. Usia mereka rata-rata lebih dari 50 tahun, sehingga buku disebut antologi puisi wartawan usia emas. . Puisi-puisinya telah digelar-bacakan  di ruang Graha Roeslan Abdul Gani, Kampus Universitas Tujuhbelas Agustus (Untag), Semolowaru, Surabaya; pada Sabtu, 12  Februari 2022 lalu. Sebelas wartawan yang penyair itu: Adam A Chevny (Surabaya), Amang Mawardi (Surabaya), Aming Aminoedhin (Mojokerto), Karyanto (Sidoarjo), Kris Mariyono (Sidoarjo), Leres Budi Santoso (Sidoarjo), Mochammad Rohanudin (Jakarta), Rokim Dakas (Nganjuk), Rahayu Santoso (Madiun), Toto Sonata (Sura-baya), dan Widodo Basuki (Sidoarjo).

            Dalam pengantar buku Rektor Untag, Prof. Mulyanto Nugroho, antara lain mengatakan, “ Lahirnya buku antologi puisi wartawan usia emas berjudul “Kutulis Puisi Ini” menjadi bukti bahwa dalam berkarya tidak berbatas usia, Bukan hal yang mudah pula untuk tetap semangat berkarya di tengah pandemi, terutama berkarya dalam seni menulis syair puisi.”

            Pengantar lain ditulis Toto Sonata, yang menuliskan berjudul 'Titik Temu Puisi dan Jurnalistik' antara lain mengatakan, “Karena tiap penyair bisa menghasil-kan bentuk puisi yang berbeda-beda. Ada yang bercorak naratif, reportatif, agitatif, kontemplatif, romantis, liris, puitis, dan bahkan sufistik. Semua itu sah adanya sebagai puisi. Sebab puisi itu tidak tunggal, dan tak mengenal doktrin”asas tunggal.”

 

Jika harus dikritisi, buku ini ada kelemahan yang mana puisi dan guritan dijadikan satu buku. Padahal judul buku “Kutulis Puisi Ini” sehingga terasa agak kurang pas. Jika saja harus memasukkan guritan, maka harus ada ruang tersendiri. Ada caption halaman yang memuat puisi, dan ada juga yang memuat guritan. Jadi harus terpisahkan.

Buku antologi “Kutulis Puisi Ini” dicetak oleh penerbit Meja Tamu, Sidoarjo, berisi 70 judul puisi, yang terdiri dari 132 halaman (xviii + 114), cetakan pertama Februari 2022. Digelar-bacakan pada pagi hingga siang di Graha Roeslan Abdul Gani, Untag Surabaya oleh para penya-irnya. Mereka tampil secara bergantian, yaitu: Adam A Chevny, Amang Mawardi, Aming Aminoedhin, Karyanto, Kris Mariyono, Toto Sonata dan Widodo Basuki. Sedang nama lainnya, sayang tak bisa hadir dan tampil pada perhelatan itu: Leres Budi Santosa, Rokim Dakas, Moham-mad  Rohanudin, dan Santoso.

Tampilan pembacaan mereka cukup lumayan bagus, dan ada juga yang menyelipkan baca geguritan (puisi bahasa Jawa) dalam pembacaannya, yaitu Aming dan Widodo Basuki. Meski demikian tampilan mereka para penyair cukup menarik, dan bahkan selang beberapa berikutnya acara baca puisi ini sudah diunggah di Youtube oleh Amang Mawardi

Terlepas kurang lebihnya, yang pasti disyukuri bahwa semangat para wartawan lawas ini, perlu diacungi jempol. Meski sudah tua, masih tetap menulis puisi dengan bernas. Selamat atas terbitnya buku ini. (aa)**                

                                                                                             Mojokerto, 5/3/2022

Tidak ada komentar: