Sabtu, 06 Agustus 2022

BACA PUISI ITU REKREASI

 

BACA TULIS PUISI ITU JUGA REKREASI

Oleh: Aming Aminoesdhin








 

            Apabila membaca sastra itu seperti kita tamasya, begitu juga baca dan menulis puisi anggap saja rekreasi hati agar kian terasah kepekaan nurani kita. Agar bisa menulis puisi dengan baik maka perlu baca puisi, agar kita dapat vocabulary kata terpilih, atau diksi yang sudah baik. Sebab puisi biasanya telah punya diksi yang apik dan menarik. Oleh sebab itu, memudahkan untuk bisa menulis dengan lancar dan baik.

Baca Puisi

            Bagi saya baca puisi itu bisa dianggap rekreasi atau bermain-main dengan sastra, bernama puisi. Oleh sebab itu marilah kita coba mengapresiasi karya sastra, dengan cara bermain-main pula. Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai usaha pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap karya sastra, sehingga menimbulkan kegairahan terhadap sastra tersebut.  Kegiatan apresiasi sastra juga dapat menciptakan kenikmatan yang timbul   sebagai   akibat pengenalan dan pemahaman terhadap sastra. Sedangkan salah satu bentuk apresiasi sastra adalah dengan cara membaca puisi. Dengan membaca puisi seseorang akan dapat kenal dan paham, serta menimbulkan gairah, serta kenikmatan terhadap perilaku kehidupan seseorang.

Mengapa demikian? Karena pembaca akan menangkap keindahan, kemerduan bunyi, serta mungkin pesan-pesan moral yang terdapat dalam sastra, sehingga nuraninya tersentuh, yang pada giliran berikutnya perilaku kehidupan sehari-hari seseorang tersebut akan juga berubah ke arah yang lebih baik, dan terarah.

Sedangkan untuk menghasilkan pembacaan puisi yang baik dalam suatu performance art ada beberapa syarat, di antaranya adalah:

1. pertama yang harus dilakukan seorang pembaca puisi adalah mengetahui lebih dulu interpretasi: penafsiran dari isi puisi tersebut, baru kemudian kita akan dapat

membacanya dengan baik;

2. artikulasi: tekanan kata, yaitu mengucapkan kata secara tepat dan jelas atau pelafalan harus benar;

3. volume : lemah dan kerasnya suara (usanhakan suara asli pembaca dan suara tidak dibuat-buat);

4. tempo : pengucapan cepat dan lambatnya suara disesuaikan dengan isi puisi;

5. modulasi : mengubah suara dalam baca puisi;

6. intonasi  : tekanan dan lagu kalimat;

7. teks puisi: dalam baca puisi, seharusnya teks puisi yang dibaca tidak menutup wajah si pembaca, dan bahkan jika bisa teks tersebut bisa dijadikan alat/sarana akting.

8. akting : usahakan dalam baca puisi tidak terlalu banyak gerak, sehingga tidak

     over-acting. Agar memudahkan anak berlatih bergerak (moving) maka pada bait 

     pertama, anak berada di posisi tengah stage (panggung), maka pada bait

     berikutnya ke posisi kanan atau kiri stage. Bisa juga pada posisi belakang atau

     di depan stage. Hal ini, tidak harus dipaksakan, tapi cobalah bergerak sesuai    

     rasa dalam suasana hati sesuai isi puisi.

            Selain aspek yang telah saya kemukakan di atas, perlu pula seorang pembaca puisi mempunyai penampilan seni (performance-art), artinya seorang pembaca puisi tidak harus bersikap sempurna seperti tentara akan baris, tapi usahakan juga berakting dengan indah, melalui gerak tangan dan kaki, ekspresi muka, dan lain sebagainya. Lantas mau memanfaatkan stage atau panggung yang ada di sekitarnya.

            Hal ini biasanya disebut sebagai  teknik menghidupkan suasana atau mood, agar bacanya menjadi intelligible  (yang dapat dimengerti, mantap dan meyakinkan bagi pendengar/audiens), dan audible (dapat didengar dengan jelas pelafalan bacanya), kemudian isi puisi yang disampaibacakan  bisa ditangkap oleh audiens yang menontonnya. Barangkali beberapa puisi di bawah ini bisa dijadikan untuk berlatih baca puisi sendiri, atau untuk siswa jika kita sedang mengajar sastra puisi.

 

Aming Aminoedhin

TAK ADA KATA PUTUS ASA

           

kata ayahku, putus asa putus harapan

tak ada dalam kamus kita

putus asa putus harapan

adalah penyakit batin nan pahit

tak terperikan

                         

putus asa putus harapan

tak ada obat mujarabnya

selain satu kata berupa iman

           

cita-cita harus tinggi dan mulia

agar teraih di tangan kita, dengan

perjuangan, dan belajar dari pengalaman

kegagalan sewaktu berjalan

           

tak ada kata putus asa

lantaran putus asa putus harapan

akan sia-sia  bagi diri kita

akan sia-sia bagi masa depan

                                                            Mojokerto, 2009

 

Akhudiat

JANGAN MENANGIS, INDONESIA

 

bencana dan keberuntungan silih berganti

jangan menangis, indonesia

 

malang dan mujur silih berganti

jangan menangis, indonesia

 

kejayaan dan keruntuhan silih berganti

jangan menangis, indonesia

 

 

manis dan pahit

susah dan senang

sakit dan bahagia

lapar dan kenyang

silih berganti

jangan menangis, indonesia

 

tak ada puasa terus-menerus

tak ada pesta terus-menerus

 

pesta akan ditagih ongkos kenikmatan

puasa akan temukan hari lebaran

           

jangan menangis, indonesia

tawa dan tangis silih berganti

 

                              Surabaya, 01 Januari 2005

 

KWATRIN TENTANG SEBUAH POCI

karya: Goenawan Mohamad

 

Pada keramik tanpa nama itu

kulihat kembali wajahmu

Mataku belum tolol, ternyata

untuk sesuatu yang tak ada

 

Apa yang berharga pada tanah liat ini

selain separuh ilusi?

Sesuatu yang kelak retak

dan kita membikinnya abadi

 

                                                1973

 

 

 

Aming Aminoedhin

DARI HOTEL LANTAI DELAPAN

 

Memandang Surabaya, dari kamar hotel lantai

delapan tengah kota. Terasa gerak langkah kota

semakin tergesa. Gedung-gedung bertingkat, kian

banyak dan menggeliat. Tiada waktu tanpa

memburu, siang malam terus dipacu.

 

Memandang jauh ke halaman kota, gedung-gedung

berdiri kian tinggi menjulang. Jika malam kerlip

lampu-lampu tiada henti, kota seperti

tak pernah mati.

 

Memandang Surabaya pada malam saat hujan, tak

bisa kutulis sepotong puisi. Hanya omong bersama

kawan, hingga larut malam sulit berhenti. Ada cerita

tentang hidup menarik, dan juga unik. Cerita

misteri orang dalam di pedalaman Sumatra, tak

tertebak hingga kini. Misteri, seperti puisi.

 

Mojokerto, 28/9/2021

 

  

Chairil Anwar
SENJA DI PELABUHAN KECIL

                        * buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap.

1946

Aming Aminoedhin

BERLARI KEJAR TARGET

 

hari-hari berlari kejar target bagai tergencet.

sedang hujan juga sehari-hari tiada henti,

lengkung mendung di langit tanpa kedip.

seharian warna gelap melingkupi hari berlari.

ada yang terasa mampat. pikiran jadi

mengambang, tapi kawan lama

bisa bikin jalan terang.

 

terkadang kawan lama bisa diundang

ikut berbaris menulis. agar ikut serta diseret

mengisi target angka-angka berderet.

sedang waktu seperti lesat berlalu, tak pernah

mau tunggu. hari-hari terus berlari

bagai mimpi-mimpi tanpa stasiun henti.

langkah literasi pun tiada henti.

 

kawan lama memang berharga bagi masa

pandemi, meski tak bisa datang silaturahmi.

tulisan bisa jadi tali asih penuh kasih.

seakan mentari hangat muncul

seperti pagi ini. begitu indah berseri.

 

Mojokerto, 9/2/2022

 

 

Tulis Puisi

            Menulis puisi itu cukup gampang? Kenapa? Karena setiap langkah kita,  bisa kita tulis sebagai bahan menulis puisi. Bayangkan saja, perjalanan dari rumah ke kantor atau sekolah, sudah ada banyak hal yang bisa kita tulis untuk puisi. Bisa bicara soal jalan yang berlubang, jalanan macet, indahnya mentari, ketemu wanita cantik, lelaki yang ganteng, pepohonan yang hijau, sawah yang menguning, tebu-tebu dengan bunga putihnya yang meluas, dan masih banyak lagi.

            Seperti yang dikatakan Arswendo Atmowiloto, mengarang itu gampang, maka menulis puisi itu, lebih gampang lagi. Karena hampir semua orang pasti bisa menulis puisi, terlebih ketika sedang jatuh cinta. Pastilah seseorang mudah menumpahkan rasa cintanya tersebut dalam baris-baris, bahkan bait-bait puisi. Percayalah itu pasti!

            Kata puisi, menurut teori, adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan baris. Namun dalam hal menulis puisi,  berdasarkan pengalaman penulis, seorang penulis puisi haruslah memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1.      Puisi mengandung unsur keindahan dan kemerduan bunyi, maka diperlukan

      pemilihan kata atau diksi yang baik dalam penulisannnya;

2.      Sebuah puisi, sebaiknya menggunakan kata-kata dasar dalam penulisan. Sebab puisi yang baik adalah puisi yang menggunakan sedikit kata, tapi punya banyak makna (multi-interpretable). Untuk itu kata-kata yang dipakai lebih konotatif, bermakna ganda;

3.      Sebuah puisi pasti ada pesan (massage) di dalamnya, atau bisa dikatakan sebagai ‘tema puisi’ bisa pesan/tema cinta, moral, religi, kritik sosial, pesan pendidikan, dan banyak lagi. Tapi tidak harus secara jelas/gamblang diterangkan dalam puisi, tapi sebaiknya disembunyikan/dititipkan pada rangkaian baris dan bait dalam sebuah puisi;

4.      Dalam menulis puisi seseorang tidak harus mencari tema/pesan apa yang harus ditulis, karena tema/pesan itu sifatnya abstrak. Yang harus diperhatikan adalah bagaimana seseorang mau menuliskan apa-apa yang ada dalam obsesi benaknya. Tulis aja, tanpa harus takut bertema apa puisinya nanti;

5.      Usahakan menulis dengan tanpa ada rasa beban, mengalir cair saja seperti air dalam sungai. Jadi seseorang menulis puisi itu, tanpa harus takut memilih tema, tempat dan waktu, dalam menulis. Kapan saja, dan di mana saja bisa menulis puisi;

6.      Tema puisi: dalam sebuah penulisan puisi biasanya diajukan sebuah tema. Apa lagi

ketika dalam lomba menulis puisi. Untuk menyiasati hal ini, maka seorang  yang akan    dengan tema tersebut haruslah mencari apa saja kata-kata  yang ada dalam tema tersebut. Misal: tema tentang laut. Maka dicarilah kata-kata atau diksi yang berhubungan dengan laut itu apa saja. Ditemukan misalnya, kata: laut biru, riak, ombak, pantai, perahu, air, nelayan, pasir, nyiur melambai, ikan, jala, layar, mentari, angin,  dst.

    Dari kata-kata yang sudah ditemukan dengan mudah kita tinggal rangkai sesuai

    imaji kita, untuk dijadikan sebuah penulisan puisi. Misalnya jadi sepeti ini:

 

NELAYAN MELAUT

 

            Ketika riak air laut menjilat perahu

            Nelayan itu mendorong perahu dari bibir pantai

            Pasir pantai itu tergores, membekas jelas

            Perahu pun melaut bebas

 

            Nelayan melaut bersama perahu

            Arungi laut nan biru

            Pantai ditinggalkan, dan nyiur melambai

            Seperti berkata selamat jalan

 

            Di tengah laut, kadang diterjang ombak

            Perahu oleng, nelayan tetap berhati tegak

            Mencari ikan untuk kehidupan

 

            Angin berhembus mempercepat laju perahu

            Layar-layar perahu melengkung warna biru

            Jala nelayan telah ditebar, dan ikan-ikan

            Berlompatan dalam tangkapan

 

            Barangkali nelayan itu bersyukur

            Atas beribu ikan dalam genggam tangkapan

            Pada panas mentari hari ini

            Seperti tak tarasa lagi

                                                      Mojokerto, 7/3/2019      

 

           

 

 

Ternyata bermain-main dengan kata dan baca puisi, lantas menuliskan sastra puisi itu menyenangkan sekali. Lantas mengapa kita tidak mau menulis puisi?  Ayo kita coba lakukan latihan menulis puisinya! (aa)

 

 Desaku Canggu, 3/3/2022

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar: