WARTAWAN LAWAS TAMPIL KEENAM KALI
Komunitas Warumas Baca Puisi Lagi
“Eksotika
Jawa Timur” adalah kumpulan puisi yang memuat tulisan puisi yang mengangkat adanya potensi pariwisata di Jawa
Timur, mulai panorama sampai
kuliner. Indahnya kota-kota yang ada di Jatim, dan objek wisata yang banyak jumlahnya dari Ngawi
hingga Banyu-wangi, Para wartawan lawas menulis puisi dengan
perspektif jurnalistik. Tak salah puisinya dihasilkannya pun tampak unik. Ibarat membaca
laporan jurnalistik berisi keindahan. dan diksi
pilihannya jadi menarik enak dibaca.
Komunitas Wartawan Usia Emas (Warumas) kembali tampil
gelaran baca puisi, pada Jumat 8 November 2024 di Kafe Omah Lawas, Jalan Taman
Putro Agung no. 6 Surabaya, menandai peluncuran
buku kumpulan puisi yang keenam kalinya.
Rumah lawas yang dijadikan kafe ini, milik Nunung Harso, ketua IWPI (Ikatan
Wanita Pelukis Indonesia) yang dijadikan acara launching atau peluncuran buku “Eksotika
Jawa Timur” memuat tulisan puisi para wartawan lawas itu. Mereka itu adalah
Achmad Pamudito dan Karyanto (Koran Surya), Amang Mawardi (Jawa Anyar), Aming
Aminoedhin (Koran Pelajar Bekal/Surabaya Post dan Majalah Media Jatim), Arieyoko (Republika), Mujianto (Kirana),
Satsetyo Wilutama (Panyebar Semangat), Toto Sonata (Suara Indonesia), Kris
Maryono (RRI), Imung Mulyanto dan Rokimdakas (Surabaya Post), Ida Noersanty, serta sederet nama lainnya.
Para wartawan lawas berpose di Kafe Omah Lawas Surabaya. (foto:aa)
Amang Mawardi. (dok:aa)
Imung Mulyanto (dok:aa)
Diskusi sebelum
baca puisi, tentang bahasan bagaimana kekayaan alam dan budaya Jawa Timur dapat
terus diangkat ke kancah nasional, bahkan internasional; tampilah
Buku yang punya 150 halaman ini, memuat 65 karya puisi
dari 12 anggota Warumas, dan 4 orang penyair tamu. Di antara penulis
tamu ini terdapat nama Hariono Santoso, mantan Direktur Utama TVRI. Nunung
|Harso yang ketua IWPI dan mantan anggota DPRD Suarabaya; lantas ada HM Djadi
Galajapo, imam besar pelawak Indonesia; serta Riamah M Douliat.
“Kami semua ini, memang sekumpulan wartawan lawas, yang menolak pensiun dalam berkarya. Tidak
lagi nmenulis berita, tetapi kini beralih
menulis puisi,” kata Kris Maryono, ketua Warumas, yang pada saat
acara tersebut berhalangan hadir lantaran sakit. Sementara itu, di tempat
terpisah Aming Aminoedhin, sempat diwawancarai oleh Puspita S. Candra dari
Wartawan VOA (Voice of America), dan beritanya termuat di VOA Indonesia.
Komunitas Warumas telah melangkah lagi menulis puisi, kini tinggal berbenah dan bersiap langkah berikutnya, kumpulan puisi yang ketujuh. Kapan dan apa tema yang akan diangkat? Dari perbincangan tak formal kawan-kawan akan digarap pada Hari Pers Nasional nanti 2025. Semoga saja bisa terealisasi, dan sukses Kembali. Salam literasi.(aming aminoedhin). **
Catatan:
Tulisan ini termuat di Majalah Cak Durasim -TBJT - No. 20 -Desember 2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar