Jumat, 19 Oktober 2012

LAKONE BAGONG IDU GENI

MOH, kumpulan guritan gagrag anyar
TAMPIL PERDANA DI ART-ROCK CAFE MALANG

Hari Jumat Wage Malam, 12 Oktober 2012, tiga penggurit Jawa Timur: Tengsoe Tjahjono, Herry Lamongan, dan Aming Aminoedhin; menggelarbacakan puisi-puisi Jawa bernama geguritan. Kumpulan guritan gagrag anyar yang diberi tajuh "Moh" itu dibacakan di hadapan audiens sastra Jawa kota Malang, bertempat di Art-Rock Cafe.
Selain acara baca gurit, buku juga dibedah oleh Karkono (Dosen UM), dan dihadiri para mahasiswa dan dosen dari UM dan Unibraw, serta penggemar budaya Jawa kota Malang.
Malam itu diramaikan juga dengan tampilan 'Kelompok Swara' Malang dengan menampilkan garapan-garapan barunya. Swara tampil sangat mempesona! Rancak, indah, dan merdu!
Malam itu, malam yang penuh tawa. Lantaran untuk berdialog, ternyata agak kesulitan jika harus dengan bahasa pengantar basa Jawa. Maka dialog pun, terpaksa dengan bahasa Indonesia. Menurut Tengsoe, penjelasannya agak gampang, mudah, dan sekaligus gamblang; maka saya harus pakai bahasa Indonesia. Moh, akan dibacakan di berbagai kota di Jatim. Siapa yang menyusul menyediakan tempat bacanya? (mat).
Catatan tambahan:
Berikutnya "MOH" digelarpentaskan di Tuban, lantas kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya. Sambutan audiensnya cukup responsif. Terbukti banyak yang hadir, dan bertanya soal geguritan yang termuat, maupun perkembangan puisi berbahasa Jawa ini. Di Unesa, Dr. Suharmono Kasijun, M.Pd. sebagai pembicaranya. (foto: aming)

Tidak ada komentar: