Senin, 01 Agustus 2011

REUNI SASTRA MESEN 1977

Sketsa Reuni Anak Sastra Mesen 1977
BEDAH BUKU ”CANDIK ALA 1965”
DI BALAI SOEDJATMOKO SALA


               Sungguh, sebuah kemahadahsyatan Allah SWT memanglah tak tertandingi. Betapa tidak? Tanpa disangka-sangka waktu bersahabat dengan kami semua, anak-anak mahasiswa Falutas Sastra – UNS 11 Maret – angkatan 1977, bisa bertemu sua kembali.
              Berpuluh tahun kami tak bertemu, dan ketika seorang kawan bernama Tinuk R. Yampolsky menggelar bedah bukunya “Candik Ala 1965”; tiba-tiba kami seakan tersedot untuk melangkah menggerakkan kaki-kaki bergairah, bersepakat untuk datang sebagai penggembira di acara sederhana, tapi ternyata tak sederhana itu.

         Pembicara dalam bedah buku itu adalah Sapardi Djoko Damono, yang kemudian seakan menjadi magnet tersendiri bagi kami semua untuk berjumpa. Silaturahim, kata banyak orang, memperpanjang umur dan mendatangkan rejeki tiada terduga. Dan niat silaturahim itulah, yang kami semua mengemas dalam bingkai reuni mahasiswa sastra Mesen, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
         Meski tak semuanya anak-anak sastra Indonesia, sebab ada Kristanta (Fakultas Teknik) dan ada Kuncahyono (sastra Inggris), tapi kegairahan pertemuan sungguh menakjubkan. Sedangkan mereka yang hadir itu: Listyawatie Sulistyo (Watiek), Hari Dwi Utomo (Hari), Bachrul Ulum Zuhri (Bachrul), Minto Rahayu (Yayuk), M. Amir Tohar (Aming), Budi Wijayani (Budi), Wieranta (Pakde Wier), Kintarsih Kartika Purbayani (Kintarsih), Tinuk Rosalia Yampolsky (Tinuk) yang bukunya dibedah, Widyarni (Wiwied), dan Kuncahyono (Si Kun dari Wonosobo).
          Beberapa kawan yang lain: Pudji Isdriyani, Murtini, Markamah, Royswan Isgandi, Sugino, Engkon, Ujang Sutedjo, Dadiyo, Farida Rohyuli Hardiyanti, Prasanti Handayani, Saudah, Junaidi Haes, Wulan Dwiyanti, dan Ratna, tak bisa hadir. Barangkali mereka semua lagi sibuk dengan pekerjaannya, atau mungkin lagi gundah melihat negeri ini? Atau bisa juga tak mendengar kabar yang menyenangkan ini?
Pertemuan yang terselenggara di Balai Soedjatmoko, Toko Buku Gramedia - Jalan Slamet Riyadi - Surakarta itu; 24 Juli 2011 malam; berlangsung sukses.
Ucapaan terima kasih tak terhingga jumlahnya, tentu akan kita tujukan kepada Tuhan YME, lantas Tinuk yang punya gawe, dan Watiek Sulistyo yang tak lelah memompakan pentingnya temu-sua itu. Watiek memang EO-nya acara. Sehingga harus diberi reward jempol sebanyak-banyaknya!
Lantas, setelah itu, kami semua rame-rame ke warung wedangan yang biasa kita sebut bernama HIK (Hidangan Istimewa Kampung)-nya Kemin di sekitar Monumen Pers Nasional, Jalan Yosodipuro, Sala.
Duh..... betapa nikmatnya, ketika minum kopi dan makan tempe-tahu bacem yang dibakar oleh Kemin. Tentunya, sambil bercerita tentang indahnya ketika kuliah di bawah tanjung Mesen yang memberi berjuta inspirasi menulis puisi itu. Cerita juga tentang kawan-kawan yang kini tak lagi terdengar juntrungnya ke mana? Atau cerita-cerita lucu yang dikemas dari rumah, termasuk anak-anak mereka yang kini mulai sekolah atau kuliah!
Sungguh pertemuan yang menyejukkan! Sekali-kali, memang perlu, ada pertemuan semacam ini. Pertanyaan yang kemudian muncul, kapan akan diadakan lagi?
Sebuah tanya yang barangkali teman-teman yang akan bisa menjawabnya! Atau barangkali Bachrul akan mengundang kami semua ke Yogya? Ah..... betapa senangnya!
Terakhir, terima kasih Tuhan, Engkau telah mempertemukan kembali kawan-kawan kami yang tetap setia dengan sastra. Apa pun maknanya, berapa pun kadar kesastraannya! Terima kasih, Tuhan!***(Aming Aminoedhin)

Tidak ada komentar: