WARTAWAN LAWAS TULIS PUISI BERNAS
Judul buku
: Kutulis
Puisi Ini
Antologi Puisi
Wartawan Usia Emas
Penulis : Adam A Chevny
dkk.
Penerbit : Penerbit Meja
Tamu Sidoarjo
Cetakan : I, Februari 2022
Tebal : xviii+114
halaman
ISBN : 978-623-5530-24-6
Peresensi
: Mohammad Amir Tohar
Buku
ini dibuat guna merayakan perhelatan Hari Pers Nasional 2022 di Surabaya, oleh
11 mantan wartawan lawas, tapi masih bernas tulisan puisinya. Usia mereka
rata-rata lebih dari 50 tahun, sehingga buku disebut antologi puisi wartawan usia emas. . Puisi-puisinya telah digelar-bacakan
di ruang Graha Roeslan Abdul Gani, Kampus
Universitas Tujuhbelas Agustus (Untag), Semolowaru, Surabaya; pada Sabtu, 12 Februari 2022 lalu. Sebelas wartawan yang
penyair itu: Adam A Chevny
(Surabaya), Amang Mawardi (Surabaya), Aming Aminoedhin
(Mojokerto), Karyanto
(Sidoarjo), Kris Mariyono
(Sidoarjo), Leres Budi Santoso
(Sidoarjo), Mochammad Rohanudin (Jakarta), Rokim Dakas
(Nganjuk), Rahayu Santoso
(Madiun), Toto Sonata
(Sura-baya), dan Widodo Basuki
(Sidoarjo).
Dalam pengantar
buku Rektor Untag, Prof. Mulyanto Nugroho, antara lain mengatakan, “ Lahirnya
buku antologi puisi wartawan usia emas berjudul “Kutulis Puisi Ini” menjadi bukti bahwa dalam berkarya tidak
berbatas usia, Bukan hal yang mudah pula untuk tetap semangat berkarya di
tengah pandemi, terutama berkarya dalam seni menulis syair puisi.”
Pengantar lain ditulis
Toto Sonata, yang menuliskan berjudul 'Titik Temu Puisi dan Jurnalistik' antara
lain mengatakan, “Karena tiap penyair bisa menghasil-kan bentuk puisi yang
berbeda-beda. Ada yang bercorak naratif, reportatif, agitatif, kontemplatif,
romantis, liris, puitis, dan bahkan sufistik. Semua itu sah adanya sebagai
puisi. Sebab puisi itu tidak tunggal, dan tak mengenal doktrin”asas tunggal.”
Jika harus dikritisi, buku ini ada kelemahan
yang mana puisi dan guritan dijadikan satu buku. Padahal judul buku “Kutulis Puisi Ini” sehingga terasa agak
kurang pas. Jika saja harus memasukkan guritan, maka harus ada ruang
tersendiri. Ada caption halaman yang
memuat puisi, dan ada juga yang memuat guritan. Jadi harus terpisahkan.
Buku antologi “Kutulis Puisi Ini” dicetak oleh penerbit Meja Tamu, Sidoarjo, berisi 70 judul puisi, yang terdiri dari 132
halaman (xviii + 114), cetakan pertama Februari 2022. Digelar-bacakan pada pagi
hingga siang di Graha Roeslan Abdul Gani, Untag Surabaya oleh para penya-irnya.
Mereka tampil secara bergantian, yaitu: Adam A Chevny, Amang Mawardi, Aming
Aminoedhin, Karyanto, Kris Mariyono, Toto Sonata dan Widodo Basuki. Sedang nama
lainnya, sayang tak bisa hadir dan tampil pada perhelatan itu: Leres Budi
Santosa, Rokim Dakas, Moham-mad
Rohanudin, dan Santoso.
Tampilan pembacaan mereka cukup lumayan bagus,
dan ada juga yang menyelipkan baca geguritan (puisi bahasa Jawa) dalam
pembacaannya, yaitu Aming dan Widodo Basuki. Meski demikian tampilan mereka
para penyair cukup menarik, dan bahkan selang beberapa berikutnya acara baca
puisi ini sudah diunggah di Youtube oleh Amang Mawardi
Terlepas kurang lebihnya, yang pasti disyukuri bahwa semangat para wartawan lawas ini, perlu diacungi jempol. Meski sudah tua, masih tetap menulis puisi dengan bernas. Selamat atas terbitnya buku ini. (aa)**
Mojokerto, 5/3/2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar