BACA TULIS PUISI
ITU JUGA REKREASI
Oleh: Aming Aminoesdhin
Apabila membaca sastra itu seperti kita
tamasya, begitu juga baca dan menulis puisi anggap saja rekreasi hati agar kian
terasah kepekaan nurani kita. Agar bisa menulis puisi dengan baik maka perlu
baca puisi, agar kita dapat vocabulary
kata terpilih, atau diksi yang sudah baik. Sebab puisi biasanya telah punya
diksi yang apik dan menarik. Oleh sebab itu, memudahkan untuk bisa menulis dengan
lancar dan baik.
Baca Puisi
Bagi saya baca puisi itu bisa dianggap
rekreasi atau bermain-main dengan sastra, bernama puisi. Oleh sebab itu marilah kita coba mengapresiasi karya sastra, dengan
cara bermain-main pula. Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai usaha pengenalan
dan pemahaman yang tepat terhadap karya sastra, sehingga menimbulkan kegairahan
terhadap sastra tersebut. Kegiatan
apresiasi sastra juga dapat menciptakan kenikmatan yang timbul sebagai
akibat pengenalan dan pemahaman terhadap sastra. Sedangkan salah satu
bentuk apresiasi sastra adalah dengan cara membaca puisi. Dengan membaca puisi seseorang akan dapat kenal dan paham, serta
menimbulkan gairah, serta kenikmatan terhadap perilaku kehidupan seseorang.
Mengapa
demikian? Karena pembaca akan menangkap keindahan, kemerduan bunyi, serta
mungkin pesan-pesan moral yang terdapat dalam sastra, sehingga nuraninya
tersentuh, yang pada giliran
berikutnya perilaku kehidupan sehari-hari seseorang
tersebut akan juga berubah
ke arah yang lebih baik, dan terarah.
Sedangkan
untuk menghasilkan pembacaan puisi yang baik dalam suatu performance art
ada beberapa syarat, di antaranya adalah:
1.
pertama yang harus dilakukan seorang pembaca
puisi adalah mengetahui lebih dulu interpretasi: penafsiran dari isi
puisi tersebut, baru kemudian kita akan dapat
membacanya dengan baik;
2.
artikulasi: tekanan kata, yaitu mengucapkan kata secara tepat dan jelas atau
pelafalan harus benar;
3.
volume : lemah dan kerasnya suara (usanhakan suara asli pembaca dan suara
tidak dibuat-buat);
4.
tempo : pengucapan cepat dan lambatnya suara disesuaikan dengan isi puisi;
5.
modulasi : mengubah suara dalam baca puisi;
6.
intonasi : tekanan dan lagu kalimat;
7.
teks puisi: dalam baca puisi, seharusnya teks puisi yang dibaca tidak menutup
wajah si pembaca, dan bahkan jika bisa teks tersebut bisa dijadikan alat/sarana
akting.
8.
akting : usahakan dalam baca puisi tidak terlalu banyak gerak, sehingga tidak
over-acting.
Agar memudahkan anak berlatih bergerak (moving) maka pada bait
pertama, anak berada di posisi tengah stage (panggung),
maka pada bait
berikutnya ke posisi kanan atau kiri stage.
Bisa juga pada posisi belakang atau
di depan
stage. Hal ini, tidak harus dipaksakan, tapi cobalah bergerak
sesuai
rasa dalam suasana hati sesuai isi puisi.
Selain aspek yang telah saya kemukakan di atas, perlu
pula seorang pembaca puisi mempunyai penampilan seni (performance-art), artinya seorang pembaca puisi
tidak harus bersikap sempurna seperti tentara akan baris, tapi usahakan juga
berakting dengan indah, melalui gerak tangan dan kaki, ekspresi muka, dan lain
sebagainya. Lantas mau memanfaatkan stage
atau panggung yang ada di sekitarnya.
Hal ini biasanya disebut
sebagai teknik menghidupkan suasana atau mood, agar bacanya menjadi intelligible (yang dapat dimengerti, mantap dan meyakinkan bagi pendengar/audiens), dan audible (dapat didengar dengan jelas pelafalan bacanya), kemudian isi puisi yang
disampaibacakan bisa ditangkap oleh audiens yang menontonnya. Barangkali beberapa puisi di bawah ini bisa
dijadikan untuk berlatih baca puisi sendiri, atau untuk siswa jika kita sedang
mengajar sastra puisi.
Aming
Aminoedhin
TAK
ADA KATA PUTUS ASA
kata
ayahku, putus asa putus harapan
tak
ada dalam kamus kita
putus
asa putus harapan
adalah
penyakit batin nan pahit
tak
terperikan
putus
asa putus harapan
tak
ada obat mujarabnya
selain
satu kata berupa iman
cita-cita
harus tinggi dan mulia
agar
teraih di tangan kita, dengan
perjuangan,
dan belajar dari pengalaman
kegagalan
sewaktu berjalan
tak
ada kata putus asa
lantaran
putus asa putus harapan
akan
sia-sia bagi diri kita
akan
sia-sia bagi masa depan
Mojokerto,
2009
Akhudiat
JANGAN
MENANGIS, INDONESIA
bencana
dan keberuntungan silih berganti
jangan
menangis, indonesia
malang
dan mujur silih berganti
jangan
menangis, indonesia
kejayaan
dan keruntuhan silih berganti
jangan
menangis, indonesia
manis
dan pahit
susah
dan senang
sakit
dan bahagia
lapar
dan kenyang
silih
berganti
jangan
menangis, indonesia
tak
ada puasa terus-menerus
tak
ada pesta terus-menerus
pesta
akan ditagih ongkos kenikmatan
puasa
akan temukan hari lebaran
jangan
menangis, indonesia
tawa
dan tangis silih berganti
Surabaya, 01
Januari 2005
KWATRIN
TENTANG SEBUAH POCI
karya: Goenawan Mohamad
Pada keramik tanpa nama itu
kulihat kembali wajahmu
Mataku belum tolol, ternyata
untuk sesuatu yang tak ada
Apa yang berharga pada tanah liat ini
selain separuh ilusi?
Sesuatu yang kelak retak
dan kita membikinnya abadi
1973
Aming Aminoedhin
DARI HOTEL LANTAI DELAPAN
Memandang Surabaya,
dari kamar hotel lantai
delapan tengah kota.
Terasa gerak langkah kota
semakin tergesa.
Gedung-gedung bertingkat, kian
banyak dan menggeliat.
Tiada waktu tanpa
memburu, siang malam
terus dipacu.
Memandang jauh ke
halaman kota, gedung-gedung
berdiri kian tinggi
menjulang. Jika malam kerlip
lampu-lampu tiada
henti, kota seperti
tak pernah mati.
Memandang Surabaya
pada malam saat hujan, tak
bisa kutulis sepotong
puisi. Hanya omong bersama
kawan, hingga larut
malam sulit berhenti. Ada cerita
tentang hidup menarik,
dan juga unik. Cerita
misteri orang dalam di
pedalaman Sumatra, tak
tertebak hingga kini.
Misteri, seperti puisi.
Mojokerto, 28/9/2021
Chairil Anwar
SENJA DI PELABUHAN KECIL
* buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap.
1946
Aming Aminoedhin
BERLARI
KEJAR TARGET
hari-hari berlari kejar target bagai
tergencet.
sedang hujan juga sehari-hari tiada henti,
lengkung mendung di langit tanpa kedip.
seharian warna gelap melingkupi hari berlari.
ada yang terasa mampat. pikiran jadi
mengambang, tapi kawan lama
bisa bikin jalan terang.
terkadang kawan lama bisa diundang
ikut berbaris menulis. agar ikut serta diseret
mengisi target angka-angka berderet.
sedang waktu seperti lesat berlalu, tak pernah
mau tunggu. hari-hari terus berlari
bagai mimpi-mimpi tanpa stasiun henti.
langkah literasi pun tiada henti.
kawan lama memang berharga bagi masa
pandemi, meski tak bisa datang silaturahmi.
tulisan bisa jadi tali asih penuh kasih.
seakan mentari hangat muncul
seperti pagi ini. begitu indah berseri.
Mojokerto,
9/2/2022
Tulis
Puisi
Menulis puisi itu cukup gampang?
Kenapa? Karena setiap langkah kita, bisa
kita tulis sebagai bahan menulis puisi. Bayangkan saja, perjalanan dari rumah
ke kantor atau sekolah, sudah ada banyak hal yang bisa kita tulis untuk puisi.
Bisa bicara soal jalan yang berlubang, jalanan macet, indahnya mentari, ketemu
wanita cantik, lelaki yang ganteng, pepohonan yang hijau, sawah yang menguning,
tebu-tebu dengan bunga putihnya yang meluas, dan masih banyak lagi.
Seperti yang dikatakan Arswendo
Atmowiloto, mengarang itu gampang, maka menulis puisi itu, lebih gampang lagi.
Karena hampir semua orang pasti bisa menulis puisi, terlebih ketika sedang
jatuh cinta. Pastilah seseorang mudah menumpahkan rasa cintanya tersebut dalam
baris-baris, bahkan bait-bait puisi. Percayalah itu pasti!
Kata puisi, menurut teori, adalah
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,
matra, rima, serta penyusunan larik dan baris. Namun dalam
hal menulis puisi, berdasarkan
pengalaman penulis, seorang penulis puisi haruslah memperhatikan beberapa hal
berikut ini:
1. Puisi
mengandung unsur keindahan dan kemerduan bunyi, maka diperlukan
pemilihan kata atau diksi
yang baik dalam penulisannnya;
2. Sebuah
puisi, sebaiknya menggunakan kata-kata dasar dalam penulisan. Sebab
puisi yang baik adalah puisi yang menggunakan sedikit kata, tapi punya banyak
makna (multi-interpretable). Untuk
itu kata-kata yang dipakai lebih konotatif, bermakna ganda;
3. Sebuah
puisi pasti ada pesan (massage) di
dalamnya, atau bisa dikatakan sebagai ‘tema puisi’ bisa pesan/tema cinta,
moral, religi, kritik sosial, pesan pendidikan, dan banyak lagi. Tapi tidak
harus secara jelas/gamblang diterangkan dalam puisi, tapi sebaiknya
disembunyikan/dititipkan pada rangkaian baris dan bait dalam sebuah puisi;
4. Dalam
menulis puisi seseorang tidak harus mencari tema/pesan apa yang harus ditulis,
karena tema/pesan itu sifatnya abstrak. Yang harus diperhatikan adalah
bagaimana seseorang mau menuliskan apa-apa yang ada dalam obsesi benaknya.
Tulis aja, tanpa harus takut bertema apa puisinya nanti;
5. Usahakan
menulis dengan tanpa ada rasa beban, mengalir cair saja seperti air dalam
sungai. Jadi seseorang menulis puisi itu, tanpa harus takut memilih tema,
tempat dan waktu, dalam menulis. Kapan saja, dan di mana saja bisa menulis
puisi;
6. Tema puisi: dalam sebuah
penulisan puisi biasanya diajukan sebuah tema. Apa lagi
ketika
dalam lomba menulis puisi. Untuk menyiasati hal ini, maka seorang yang akan dengan tema tersebut haruslah mencari apa saja
kata-kata yang ada dalam tema tersebut.
Misal: tema tentang laut. Maka dicarilah kata-kata atau diksi yang berhubungan
dengan laut itu apa saja. Ditemukan misalnya, kata: laut biru, riak, ombak, pantai, perahu, air, nelayan, pasir, nyiur
melambai, ikan, jala, layar, mentari, angin, dst.
Dari kata-kata yang sudah ditemukan dengan
mudah kita tinggal rangkai sesuai
imaji kita, untuk dijadikan sebuah
penulisan puisi. Misalnya jadi sepeti ini:
NELAYAN
MELAUT
Ketika
riak air laut menjilat perahu
Nelayan
itu mendorong perahu dari bibir pantai
Pasir
pantai itu tergores, membekas jelas
Perahu
pun melaut bebas
Nelayan
melaut bersama perahu
Arungi
laut nan biru
Pantai
ditinggalkan, dan nyiur melambai
Seperti
berkata selamat jalan
Di
tengah laut, kadang diterjang ombak
Perahu
oleng, nelayan tetap berhati tegak
Mencari
ikan untuk kehidupan
Angin
berhembus mempercepat laju perahu
Layar-layar
perahu melengkung warna biru
Jala
nelayan telah ditebar, dan ikan-ikan
Berlompatan
dalam tangkapan
Barangkali
nelayan itu bersyukur
Atas
beribu ikan dalam genggam tangkapan
Pada
panas mentari hari ini
Seperti
tak tarasa lagi
Mojokerto,
7/3/2019
Ternyata
bermain-main dengan kata dan baca puisi, lantas menuliskan sastra puisi itu
menyenangkan sekali. Lantas mengapa kita tidak mau menulis puisi? Ayo kita coba lakukan latihan menulis
puisinya! (aa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar