Catatan
dari Festival Fragmen Budi Pekerti
DINAS
DIKBUD PROVINSI JAWA
TIMUR
Festival Fragmen Budi Pekerti bagi siswa
SMA se Jawa Timur, telah diselenggrakan oleh bidang PNFI dan Nilai Budaya,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur. Festival diselenggarakan
di di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85
Surabaya, pada tanggal 12 Desember 2012.
Tampilan mereka cukup baik dan
menggelitik, bahkan banyak yang telah memasukkan pesan budi pekertinya, secara
tersamar dalam garapan fragmennya. Ada tiga kota yang menyabet predikat dua
kejuaraan, yaitu: Pamekasan, Tuban, dan
Kota Blitar, yaitu mendapat predikat juara penulis naskah dan penyaji
tampilan kelompok fragmen.
Penyelenggara kegiatan festival ini,
Bidang Pendidikan Nonformal Informal (PNFI) dan Nilai Budaya, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan sebelumnya berupa Workshop Penulisan Naskah Fragmen Budi
Pekerti bagi Guru SMA/SMK se-Jawa Timur beberapa bulan sebelumnya, yang
berlangsung di Hotel UB Malang.
Demikian, keterangan Dra. Asri
Harijati, Ph.D., selaku Kasi PNFI dan Nilai Budaya, ketika AlurDKS menemuinya di acara lomba
fragmen tersebut.
Lebih lanjut Asri
Harijati, menambahkan bahwa festival ini diikuti oleh 29 kota/kabupaten se
Jawa Timur, dengan memercayakan penjurian lomba ini kepada Drs. Akhudiat, Darmono Saputra, dan Sri Wahyuni; para pakarnya seni teater. Asri Harijati juga
mengharapkan agar kegiatan festival ini bisa menularkan kegiatan positif,
kreatif, dan kompetitif, dengan bermuatan perilaku budi pekerti luhur bagi para
siswa, dan guru. Selanjutnya bisa mengimplementasikan dalam perilaku
sehri-hari.
Festival
Fragmen Budi Pekerti bagi siswa SMA/SMK se Jawa Timur ini, memilih 10
penulis naskah terbaik, 10 penyaji terbaik, dan masing-masing 2 sutradara,
aktris, dan aktor terbaik.
Penulis naskah terbaik tersebut adalah:
Jhony and the Gank (Sidoar-jo), Danyang
(Kota Blitar), Semua Patut Taubat alias
Sepatu (Tulunga-gung), Doa Senja (Kab.
Pamekasan), Penari (Kab. Situbondo),
Mbok Mah (Kab. Mojokerto), Kota
Yang Dingin (Kota Probolinggo), Ningrat
(Kab. Tuban), Jangan Pergi Bang (Pacitan), dan Mawar Bersemilah (Kab. Kediri).
Adapun sepuluh penyaji tampilan fragmen
terbaik adalah: Antre (Kota Madiun), Danyang (Kota Blitar), Anak Kowar
(Ponorogo), Bayang-bayang (Ngawi), Perempuan Bernama Perahu (Bangkalan), Bonek (Kabupaten Malang), Doa Senja (Kab.
Pamekasan), Ningrat (Kab. Tuban), Nol (Kab. Lumajang), dan Sumpah Pemuda (Kota Kediri).
Masing-masing dua pemenang sebagai
sutradara, aktris, dan aktor terbaik, adalah dari: Kota Madiun, Kabupaten
Bangkalan; Ningsih (Kota Batu), Orang Gila, Suminten (Jombang); Papa Bonek
(Kab. Malang), dan Kepala Sekolah (Kab. Pasuruan).
Dari keterangan
Aming Aminoedhin, sekretaris
juri festival, bahwa seharusnya para
pemenang festival bisa menerapkan dan memberi contoh-contoh keteladanan dalam hal
perilaku budi pekerti luhur, baik para guru maupun siswa. Sebab tanpa itu,
percuma saja ketika bisa memenangkan festival fragmen budi pekerti, tapi tidak
bisa menerapkannya. Mari kita coba gelorakan terus perilaku berbudi pekerti
luhur.
Lebih lanjut, Aming, berpesan agar para guru terus memompakan perilaku yang
bermuatan budi pekerti yang baik kepada seluruh siswanya. Bahkan jika mungkin
jadi orang terdepan mengajari perilaku budi pekerti itu.
Lampu-lampu pentas panggung Cak Durasim
telah padam, tapi aktivitas berkesenian, dan berperilaku baik sejalan budi
pekerti tak harus padam. Mari berbudi pekerti baik, sebaik pentasnya! (mira aa)**
1 komentar:
ALhamdulillah Jangan pergi Bang masuk nominasi, sayangnya waktu itu saya tidak bisa terjun langsung utk naskah tersebut. Salam Seni dan Budaya dari Pacitan.
Posting Komentar