BACA PUISI DI HOTEL UTAMI SURABAYA
oleh: aming aminoedhin
Senin, 10 November 2008 lalu, bertempat di Hotel Utami, Jalan Bandara Juanda, Surabaya; ada acara "Sosialisasi Hasil Kongres Bahasa Indonesia IX" yang diselenggarakan di Jakarta beberapa hari sebelumnya. Acara itu diselenggarakan oleh Biro Mental Spiritual, Pemda Tingkat I Provinsi Jawa Timur. Tampak hadir pada acara tersebut: Asisten I Pemda Tingkat I Jawa Timur, yang sekaligus membuka kegiatan yang berlangsung 2 hari tersebut. Dalam kegiatan ini, tampil sebagai pembicara: Dr. Dendy Sugono (Kepala Pusat Bahasa), Dr. Ayu Sutarto (Dosen Sastra Unej), Drs. Amir Mahmud, M.Pd. (Ka. BBS), dan Mashuri, S.S. (BBS), serta seorang guru dari Tuban.
Dalam kesempatan itu, saya diundang sebagai sastrawan, dan sempat membacakan dua judul puisi, masing-masing: Surabaya Ajari Aku Tentang Benar (versi Sumpah Pemuda), dan Tentang Pahlawan Bangsa.
Ternyata, puisi yang saya bacakan cukup mendapatkan respons para hadirin, yang kebanyakan dari kalangan guru tersebut. Mereka banyak yang minta fotokopiannya, dan kemudian saya menyuruh Panitia untuk menggandakan dan membagikan ke seluruh peserta. Bahkan Asisten I Pemda yang membuka acara itu, juga minta kopiannya.
Ada juga seorang guru yang protes, "Puisinya kok beda?"
Kemudian saya jawab, "Bahwa puisi ini adalah puisi yang versi Sumpah Pemuda!"
bahkan sebelum saya bacakan puisi tersebut, saya telah mengawali dengan menyebutkan sebagai puisi yang berversi "Sumpah Pemuda". Jadi memang ada perubahan bait-baitnya.
Inilah dua judul puisi yang saya bacakan pada saat itu:
aming aminoedhin
SURABAYA AJARI AKU TENTANG BENAR
* versi Sumpah Pemuda
Surabaya, ajari aku bicara apa adanya
Tanpa harus pandai menjilat apa lagi berlaku bejat
Menebar maksiat dengan topeng-topeng lampu gemerlap
Ajari aku tidak angkuh
Apa lagi memaksa kehendak bersikukuh
Hanya lantaran sebentuk kursi yang kian lama kian rapuh
Surabaya, ajari aku bicara apa adanya
jangan ajari aku gampang lupa gampang berdusta
jangan pula ajari aku dan warga kota, naik meja
seperti orang-orang dewan di Jakarta
Surabaya, ajari aku jadi wakil rakyat
lebih banyak menimang dan menimbang hati nurani
membuat kata putus benar-benar manusiawi
menjalankan program dengan kendaraan nurani hati
Surabaya ajari aku. Ajari aku
Ajari aku jadi wakil rakyat dan pejabat
tanpa harus berebut, apa lagi saling sikut
yang berujung rakyat kian melarat kian kesrakat
menatap hidup kian jumpalitan di ujung abad
tanpa ada ujung. tanpa ada juntrung
Surabaya ajari aku pandai berbahasa benar
bahasa Indonesia, menulis tidak keinggris-inggrisan
namun berpijak pada bahasa “Sumpah Pemuda”
berbahasa satu bahasa Indonesia
Surabaya ajari aku pandai berbahasa benar
Tidak menulis Pasar Wonokromo jadi Darmo Trade Centre
Tidak menulis Pusat Pertokoan Wijaya jadi BG Junction
Surabaya ajari aku mencintai negeriku negeri Indonesia
Berbahasa satu bahasa Indonesia
Surabaya, 10 November 2008
TENTANG PAHLAWAN BANGSA
karya: aming aminoedhin
tentang pahlawan bangsa, kata banyak orang
bertanah air satu tanah air Indonesia kini telah mulai luntur
berbangsa satu bangsa Indonesia kini sudah kian hablur
tapi berbahasa satu bahasa Indonesia tetap manjur
persatukan negeri indah ini jadi gemah ripah loh jinawi
pahlawan kita telah ajarkan pesan
berbekal yakin pasti berpayung iman nan suci
bekerja sungguh sepenuh hati, kelak
segala damba segala cita kan tergapai nanti
pahlawan bangsa bukan hanya yang angkat senjata
melawan yang serakah mengusir penjajah, tapi
pasukan kuning nan setia bekerja, dari
parak pagi hingga malam telah sepi hening
para pelajar menempuh belajar tanpa keluh, dan
para guru mengajar dengan rasa ikhlasnya
termasuk pahlawan bangsa
Surabaya, 28 Oktober 2007
Acara yang dua hari itu, sayang saya tak bisa mengikuti seluruhnya, karena ada tugas jadi juri lomba baca puisi di Pekan Seni Pelajar di Surabaya. Sebenarnya ingin rasanya berbincang panjang sama mereka para guru yang kelak masuk surga itu. Setidaknya saya ingin bicara banyak tentang sastra, tentang sekolah dengan segala aktivitas sastranya. Salam buat semua guru yang ikut acara itu. Salam sastra bersama rinduku. Buat semua guru, silakan komentar atas blog ini. Terima kasih sebelumnya. Wasalam!
Sidoarjo, 17 November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar